NEWS UPDATE :  

Berita

Spesial Jumat Kali Ini Adalah Penyantunan Anak Yatim Piatu

Pada hari Jumat Tanggal 28 Juli 2023 bertepatan dengan hari yang diagungkan oleh Allah SWT dan seluruh umat Islam yakni tanggal 10 Muharram atau biasa disebut hari Asyura.




Setiap tahun hal ini menjadi sunah untuk SMAN 1 Pasawahan bahwa diadakan hari untuk mengagungkan hari asyura itu dengan melakukan doa dan pengajian bersama dengan penceramahnya Bapak Ustadz Solihin S.Ag., M.Pd., Hari Asyura berasal dari bahasa Arab yang artinya hari kesepuluh dari bulan Muharram.







Isi ceramah dari Bapak Ustadz Solihin S.Ag., M.Pd., “ amalan di hari Asyura seperti berpuasa Pada tanggal 9 Muharram (Tasua) dan 10 Muharram (Asyura), shalat sunnah tabsih, memotong kuku,  mandi , menyantuni anak yatim piatu dan amalan-amalan lainnya”.




Banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada hari Asyura di antaranya berlayarnya perahu Nabi Nuh Pada hari Asyura, diselamatkannya Nabi Nuh, dan diselamatkan nya Nabi Ibrahim dari api, semuanya terjadi Pada hari Asyura.




SMAN 1 Pasawahan melakukan amalan yang sangat mulia yaitu pembagian santunan kepada anak yatim piatu dan kaum duafa, yang di berikan langsung oleh Panitia dan bapak ibu guru.

Kegiatan ini di danai dari  sodaqoh infaq sebesar 6 juta rupiah dari seluruh siswa dan bapak ibu guru.




Bapak ustad Ustadz Solihin S.Ag., M.Pd., mengungkapkan tujuan diadakannya kegiatan ini untuk  Mempertebal kembali keyakinan kepada Allah SWT, Memperkokoh lagi rasa ukhuwah menjalin lagi rasa kasih sayang terhadap sesama, yang disampaikan para ulama mengagungkan hari Asyura itu ada 12 amalan yang harus kita laksanakan yaitu bermuara pada dua hal tersebut. Amalan yang dapat dilakukan  yaitu memperbanyak sodaqah, menyantuni anak yatim.










Itu semua menjadi fadillah atau pahala untuk orang yang menyantuni anak yatim, hadis nabi mengatakan “Siapa orang yang mengusap kepala anak yatim bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat orang itu sekali usapan dan menghapus dosa nya.






Editor dari ekstrakulikuler KIRTIK: Yuniarti Dwi Putri dan Siti Maelasari

Pembina: Abah Hanhan